https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/issue/feed Jurnal Abdimas Sains 2024-12-16T15:41:02+07:00 Astri Mutiar, MSN astrimutiar@gmail.com Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Abdimas Sains (Journal of Science Community Service) </strong>is a journal published by the STIKep PPNI Jawa Barat. Jurnal abdimas sains is a peer review journal providing an open access facility for scientific articles in multisector area. Jurnal Abdimas Sains is published two times a year on every March, July and November.</p> <p>The scope of the journal is on community and social development practice. Jurnal Abdimas Sains provides an open access to the public for reading abstracts and full papers.</p> <p>Articles submitted to the journal will be screened by the editor and decide whether the article will be sent to the reviewer or not. The article will be sent to be reviewers and return to the authors to revise. The reviewers have expertise in multisector of science area</p> https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/article/view/15 PARENT’S EMPOWERMENT IN UTILIZATION AND TRADITIONAL TOY MAKING TO REDUCE GADGET ADDICTION AMONG ELEMENTARY STUDENTS 2024-07-31T10:21:02+07:00 Heni Purnama zuma1123@gmail.com Kartika Putri Utami kartika@gnail.com Ariel Sanria ariel@gmail.com Veby Aulia Ilmawati Lisset vebby@gmail.com Anengsih Novianti anengsih@gmail.com Dwi Agustin dwi@gmail.com <p>Penggunaan gadget saat ini hampir menyeluruh di semua kalangan usia, termasuk anak-anak. Banyaknya aplikasi-aplikasi menarik yang di tawarkan seperti games membuat anak-anak sangat gemar menggunakan gadgetnya. Masalah yang muncul adalah kecaduan gadget yang membuat anak menjadi susah untuk bersosialisai baik di lingkungan keluarga dan sekolah. Orang tua memiliki peran penting dalam menurunkan kecanduan gadget yang di alami oleh anaknya. Pengabdian kepada masyarakay ini bertujuan untuk memberdayakan orang tua dan menggunakan sumber daya yang ada untuk membuat mainan tradisional. Proses pemberdayaan dan pembuatan mainan tradisional dapat di lakukan bersama-sama antara orang tua dan anak. Metode pelaksanaan PKM ini yaitu akan bekerjasama dengan pihak mitra yaitu pihak sekolah dalam memfasilitasi pertemuan dengan para orang tua murid di kelas 1 dan 2. Pelatihan pembuatan mainan tradisional akan di lakukan selama 1 bulan. Output dalam PKM ini adalah terbentuknya modul ataupun video pelatihan pembuatan mainan tradisional. Analisa univariat menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan orang tua pada pre-test adalah 32.33 (± 2.895) dengan nilai min-max 28-40 dan post-test adalah 35.00 (± 3.836) dengan nilai min-max 28-44. Nilai rata-rata gadget addiction pada pre test adalah 26.93 (±6.902) dengan nilai min-max 20-38 dan nilai rata-rata post test adalah 31.27 (±7.216) dengan nilai min-max 21-44. Bivariate analisis menggunakan uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai T hitung sebesar -1.878 ( T-hitung &gt; T tabel), Nilai P-Value pada pengetahuan orang tua sebesar 0.003 (p-value &lt; 0.05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan. Pada Gadget Addiction diperolah P-Value sebesar 0.02 (p-value &lt; 0.05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan. Pemberdayaan orang tua dalam pemanfaatan dan pembuatan mainan tradisional dapat menjadi strategi efektif untuk mengurangi kecanduan gadget di kalangan siswa SD dan juga meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gadget.</p> 2024-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Abdimas Sains https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/article/view/22 PENINGKATAN KEWASPADAAN MASYARAKAT PESISIR DESA PANTAI MEKAR, MUARA GEMBONG TERHADAP DEMAM BERDARAH MELALUI PENGGUNAAN WRISTBAND VITAL SIGN 2024-10-30T14:29:34+07:00 Tuti Yanuarti tutiyanuarti8@gmail.com Linlin Lindayani lnlnlindayani@gmail.com Irma Darmawati irma@gmail.com Astri Mutiar astri@gmail.com <p>Demam berdarah (DBD) menjadi ancaman serius di tengah pandemi COVID-19, khususnya di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, yang mencatat kasus tertinggi. Penyakit ini menyebar cepat melalui gigitan nyamuk, sehingga pemutusan rantai penularan menjadi tantangan besar. Pemanfaatan wearable device dengan sensor pintar membantu memantau suhu tubuh dan menjaga jarak sosial. Sistem kesehatan berbasis IoT, yang memanfaatkan data real-time, diterapkan di Desa Pantai Mekar melalui instalasi aplikasi dan wristband vital sign di Puskesmas serta pelatihan kepada anggota Pokja IV PKK. Pelatihan treatment cascade selama seminggu berhasil meningkatkan pemahaman peserta tentang surveillance penyakit melalui aplikasi, terbukti dengan peningkatan skor post-test. Workshop praktik berbasis bukti dan literasi digital memperkuat kemampuan peserta dalam mencari artikel ilmiah dan menggunakan perangkat kesehatan. Partisipasi aktif Pokja IV PKK memastikan kelancaran program, dan monitoring kesehatan kini dapat dilakukan secara daring. Evaluasi menunjukkan peningkatan keterampilan peserta di setiap tahap. Untuk keberlanjutan program, kerja sama dengan STIKes Abdi Nusantara telah disepakati melalui MoU dan pelatihan lanjutan. Pokja IV PKK akan terus memanfaatkan wristband dan aplikasi IoT untuk memantau kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.</p> 2024-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Abdimas Sains https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/article/view/25 PEMBERDAYAAN REMAJA DENGAN PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI PEMBIASAAN DI DESA BULAK KECAMATAN JATIBARANG INDRAMAYU 2024-12-06T11:24:02+07:00 Taryudi Taryudi taryudi@unj.ac.id Indah Wardatussa’idah indah@gmail.com <p>Pada era globalisasi yang semakin berkembang, anak-anak remaja menjadi rentan terhadap pengaruh ideologi luar yang dapat mengancam nilai-nilai Pancasila. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan remaja dengan menerapkan profil pelajar Pancasila melalui pembiasaan di Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, Indramayu, guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Analisis situasi menunjukkan adanya degradasi moral dan perilaku menyimpang di kalangan remaja mitra, seperti pencurian, seks bebas, dan minuman keras. Permasalahan ini akan diselesaikan melalui kolaboratif kegiatan penyuluhan, pembentukan perkumpulan olahraga, seni, dan keagamaan. Solusi yang ditawarkan meliputi penyuluhan nilai-nilai Pancasila, pembentukan komunitas olahraga sepak bola, kelompok seni marawis, dan kegiatan pengajian rutin. Jenis luaran yang diharapkan termasuk artikel ilmiah, diseminasi terbatas, dan bahan ajar. Metode pelaksanaan meliputi langkah-langkah konkret seperti pembentukan komunitas, penyelenggaraan kegiatan rutin, dan pengaplikasian nilai-nilai Pancasila dalam setiap aktivitas. Diharapkan pengabdian ini dapat memberikan solusi konkret untuk meningkatkan kesadaran nilai-nilai Pancasila dan mencegah perilaku menyimpang di kalangan remaja. Dengan pondasi yang kuat dibuktikan dengan dimilikinya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang cukup serta tertanamnya nilai-nilai Pancasila pada diri mereka, mudah-mudahan anak-anak remaja tersebut kelak akan menjadi generasi yang dapat mewujudkan harapan bangsa yaitu terciptanya kondisi bangsa Indonesia yang aman, tenteram, terkendali, maju, dan dapat menjaga negara kesatuan Republik Indonesia. Terlebih mereka akan menjadi generasi emas pada tahun 2045. Sehingga perlu pemberdayaan profile pelajar Pancasila dalam pembiasaan hidup sehari-hari.</p> 2024-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Abdimas Sains https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/article/view/24 PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI PEER-TO-PEER MOTIVATION ENHANCEMENT PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI WILAYAH KERJA PKM SUKAWARNA 2024-11-25T10:21:44+07:00 Gilang Dwi Pratiwi gilangdwi@gmail.com Vita Lucya vitalucyavita@gmail.com <p>Proses penuaan yang terjadi pada individu merupakan tahapan kehidupan yang mengakibatkan penurunan fungsi bio, psiko, sosio, dan spiritual. Penurunan fungsi tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya aktifitas fisik maupun social pada lansia. Lansia dengan aktifitas fisik yang rendah memiliki resiko lebih besar untuk mengalami gangguan kesehatan sehingga perlu adanya upaya supportif yang melibatkan peran serta lansia secara aktif dalam peningkatan aktifitas fisik. Program pemberdayaan lansia dengan menerapkan dukungan teman sebaya (peer to peer motivation enhancement program) menjadi salah satu solusi untuk peningkatkan aktifitas fisik pada lansia.Program pemberdayaan ini dilaksanakan dalam 3 pertemuan terjadwal dengan melibatkan peran serta lansia dalam pelaksanaannya. Pertemuan I yaitu sesi penyuluhan dan pemberian materi tentang aktifitas fisik pada lansia. Pertemuan II dan III adalah sharing experience aktifitas lansia yang dilakukan selama 1 minggu sebelumnya yang diakhiri dengan kegiatan aktifitas fisik bersama. Evaluasi keberhasilan program dinilai dengan peningkatan pengetahuan tentang aktifitas fisik, serta meningkatnya kegiatan fisik lansia. Skor rata-rata pengetahuan pre-test adalah 60.5 sedangkan untuk post test sebesar 72.5. Sebelum pelaksanaan program lansia dengan status sedentary sebanyak 54.5%, status under-active sebanyak 41%, dan lansia dengan kategori active sebesar 4.5%, sedangkan setelah pelaksanaan program lansia dengan status sedentary menjadi 18.2 %, status under-active sebanyak 63.6%; dan status aktif sebanyak 18.2%.Program peningkatan aktifitas fisik lansia dengan dukungan teman sebaya bermanfaat untuk meningkatkan aktifitas fisik lansia serta interaksi sosial antar sesama lansia. Program ini melibatkan peran serta aktif peserta sehingga mendorong interaksi dan dukungan sosial. Program ini penting untuk dapat dilaksanakan dan diterapkan secara luas pada posyandu lansia</p> 2024-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Abdimas Sains https://jas.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jas/article/view/28 PENINGKATAN KAPASITAS REMAJA DALAM PENCEGAHAN HIV MELALUI PROGRAM SKILLS FOR ADOLESCENTS WITH HEALTHY SEXUALITY DI SEKOLAH MENENGAH ATAS, GEGERKALONG, KOTA BANDUNG 2024-12-16T15:41:02+07:00 Linlin Lindayani lnlnlindayani@gmail.com Irma Darmawati irma@gmail.com Astri Mutiar astri@gmail.com <p>Remaja merupakan kelompok rentan penularan HIV di Indonesia, dengan 41.987 remaja usia 10-19 tahun terdiagnosis HIV pada 2023. Penularan terjadi melalui hubungan seksual berisiko (30%) dan penggunaan jarum suntik (4,1%). Jawa Barat, khususnya Bandung, memiliki prevalensi tinggi, termasuk di Kelurahan Gegerkalong, pusat pendidikan dan wisata. Lingkungan ini menghadapi perilaku remaja berisiko, seperti seks bebas, penggunaan narkoba, dan penyimpangan seksual. Data Puskesmas Karangsetra menunjukkan 192 remaja di Gegerkalong terinfeksi HIV. SMA Kartika XIX-2, dengan siswa yang mengalami masalah seperti seks pranikah dan kehamilan dini, menjadi fokus intervensi pencegahan HIV berbasis pendidikan dan teknologi. Program ini mengintegrasikan aplikasi HIV Info Corner dengan metode pelatihan keterampilan hidup untuk remaja. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pemahaman, keterampilan pencegahan, dan pemanfaatan konseling daring. Program juga mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta pencapaian SDGs, khususnya kesehatan dan pendidikan berkualitas. Hasilnya adalah terbentuknya kelompok remaja peduli HIV, peningkatan keterampilan remaja, dan kerja sama berkelanjutan dengan sekolah dan puskesmas melalui pusat konseling (PILING). Dengan pendekatan inovatif ini, diharapkan tercipta generasi bebas AIDS di masa depan.</p> 2024-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Abdimas Sains